Jumat, 20 November 2009

Anak Katak dan Hujan

ANAK KATAK DAN HUJAN*

Ada kegundahan tersendiri yang dirasakan seekor anak

katak ketika langit tiba-tiba gelap.

"Bu, apa kita akan binasa ? Kenapa langit tiba-tiba gelap ?

ucap anak katak sambil merangkul erat lengan induknya.

Sang ibu menyambut rangkulan itu dengan belaian lembut.

"Anakku," ucap sang induk kemudian.

"Itu bukan pertanda kebinasaan kita. Justru, itu tanda baik,"

jelas induk katak sambil terus membelai. Dan anak katak itu

pun mulai tenang.

Namun, ketenangan itu tak berlangsung lama. Tiba-tiba angin

bertiup kencang. Daun dan tangkai kering yang berserakan

mulai berterbangan. Pepohonan meliuk-liuk dipermainkan

angin. Lagi-lagi, suatu pemandangan menakutkan buat si anak

katak kecil.

"Ibu, itu apa lagi ? Apa itu yang kita tunggu-tunggu ?"

tanya si anak katak sambil bersembunyi di balik tubuh

induknya.

"Anakkku, itu cuma angin," ucap sang induk tak terpengaruh

keadaan.

"Itu juga pertanda kalau yang kita tunggu pasti datang!"

tambahnya begitu menyenangkan. Dan anak katak itu pun

mulai tenang. Ia mulai menikmati tiupan angin kencang yang

tampak menakutkan.

"BLAAARR !!!! Suara petir menyambar-nyambar.

Kilatan cahaya putihpun kian menjadikan suasana begitu

menakutkkan. Kali ini, si anak katak tak lagi bisa bilang

apa-apa. Ia bukan saja merangkul dan sembunyi di balik

tubuh induknya. Tapi juga gemetar.

"Buuu, aku sangat takut. Takut sekali!" ucapnya sambil terus

memejamkan mata.

"Sabar, anakku ! Ucapnya sambil terus membelai.

"Itu cuma petir. Itu tanda ketiga kalau yang kita tunggu

tak lama lagi datang ! Keluarlah. Pandangi tanda-tanda yang

tampak menakutkan itu. Bersyukurlah, karena hujan tak lama

lagi datang." ungkap sang induk katak begitu tenang.

Anak katak itu mulai keluar dari balik tubuh induknya.

Ia mencoba mendongak, memandangi langit yang hitam,

angin yang meliuk-liukkan dahan, dan sambaran petir yang

begitu menyilaukan. Tiba-tiba, ia berteriak kencang,

"Ibu, hujan datang. Hujan datang!! Horreeee !"

Anugerah hidup kadang tampil melalui rute yang tidak

diinginkan. Ia tidak datang diiringi dengan tiupan seruling

merdu. Tidak diantar oleh dayang-dayang nan rupawan.

Tidak disegarkan dengan wewangian harum. Saat itulah,

tidak sedikit manusia yang akhirnya dipermainkan keadaan.

Persis sama anak katak yang takut cuma karena langit hitam,

angin yang bertiup kencang, dan kilatan petir yang

menyilaukan. Padahal, itulah sebenarnya tanda-tanda hujan.

Benar apa yang diucapkan induk katak : jangan takut

melangkah, jangan sembunyi dari kenyataan, sabar dan

hadapi. Karena hujan yang ditunggu akan datang.

Setelah kesukaran ada kemudahan.

Sesungguhnya setelah kesukaran itu ada kemudahan.

Tidak ada komentar: